Kamis, 06 Juni 2013

KESAKSIAN HIDUP PDT. DANIEL S. KUSBIN "SELAMAT DARI MAUT"



PERTOLONGAN TUHAN SAAT JATUH  DI JURANG SEDALAM 200 METER

KESAKSIAN HIDUP : PDT. DANIEL S. KUSBIN


Tiga Kali Nyaris Kehilangan Nyawa


Jika Tuhan yang menghendaki seseorang menjadi alat-Nya, maka tidak seorangpun dapat menghindar. Hal yang sama dialami Bapak Daniel Kusbin. Tadinya ia beranggapan uang adalah segalanya. Karena itulah dengan segala daya ia mengejar harta duniawi tapa peduli dengan Tuhan. Namun betapapun dia berusaha, ternyata Tuhan berkehendak lain. Sebanyak tiga kali mengalami musibah dan nyaris kehilangan nyawa, barulah ia sadar bahwa ternyata Tuhan sedang memproses dirinya.

Lahir dan dibesarkan di Kota Makassar. Sejak kecil dia serta ketiga saudara dan saudarinya sudah dididik dalam kekristenan. Ayah dan kakeknya adalah hamba Tuhan.  Meski demikian, pria kelahiran 26 Januari 1971 ini ternyata juga belum mengenal Yesus secara pribadi. Pengenalan Yesus sebagai Tuhan hanya dipahaminya secara sepintas, ia tidak ingin mengenal-Nya lebih dalam lagi. Daniel Sumady Kusbin, demikian nama lengkap sosok pria yang kala itu lebih condong pada pergaulan yang sifatnya duniawi. Hal itu berlangsung lama sampai dia beranjak dewasa.
Tahun 1989 ia lulus dari SMEA 1 Makassar, oleh tantenya, anak kedua dari empat bersaudara ini ditawari pekerjaan disebuah bengkel. Tawaran itu  langsung diterimanya. Dibengkel ini ia bertugas untuk memasarkan produk bahan bakar olie jenis STP. Karena ketekunannya dalam bekerja, membuat omset penjualan produk itu meningkat dengan tajam. Hal ini berdampak pada kehidupan Daniel yang serba berkecukupan . Hal yang mengembirakan bagi anak Pdt. Weldy Kusbin ini, karena berkat kerja keras Daniel, pimpinannya mendapat penghargaan sebagai distributor STP paling laris di kota Makassar. Demikianlah saat itu kariernya di bidang pemasaran meningkat drastis.
Tiga tahun kemudian, Daniel mengundurkan diri dan direkrut menjadi pegawai oleh Aneka Pelumas. Bidang pekerjaannya selain memasarkan olie, ia juga menjual satu jenis minuman yaitu teh sedap. Barang-barang tersebut ia distribusikan ke daerah dengan menggunakan mobil kanvas. Berkat Tuhan kembali datang menghampirinya. Terbukti begitu banyak konsumen yang menyukai dan kemudian menjadi pelanggannya. Alhasil, uang komisi penjualan yang ia kantongi tiap bulannya tidak kurang dari sepuluh juta. Omset penjualan yang terbilang besar itu mendapat respon positif dari pimpinannya sehingga ia diangkat menjadi Sales Manager (SM).
Tahun 1992 ditengah-tengah karir dan kehidupan yang serba berkecukupan, ternyata Daniel harus merasakan kepahitan. Sebelum sempat membahagiakan ayahnya, Pdt. Weldy Kusbin, Tuhan sudah lebih dulu memanggil-Nya. Rasa kecewa, sedih bercampur marah berbaur menjadi satu dalam dirinya. Kematian sang ayah membuatnya sangat terpukul. Ia tidak bisa menerima sehingga hatinyapun ikut memberontak. Betapa tidak, sang ayah yang sangat ia kasihi harus meninggalkannya secara tiba-tiba tanpa penyakit.
Hidup tanpa ayah bagi Daniel adalah kehidupan yang seolah tanpa pegangan. Kini tidak ada lagi yang selalu memberinya motivasi dan wejangan sehingga membuat Daniel hidup dalam pergaulan bebas. Upah yang didapatnya setiap bulan ia habiskan untuk berfoya-foya. Setiap hari ketika Daniel sudah pulang dari kerjanya, ia  ke tempat hiburan malam (karaoke) dan menghabiskan waktu hingga subuh dengan tujuan menghilangkan kesedihannya.
Kehidupannya yang tidak berkenan dimata Tuhan itu terus berlanjut. Suatu saat, ia berkenalan dengan seorang perempuan yang bernama Livi. Peristiwa itu terjadi saat  Daniel menghadiri acara yang diadakan oleh salah seorang teman sekolahnya .
Dari perkenalannya ini kemudian berlanjut pada hubungan yang lebih serius, hingga  pada tanggal 30 Agustus 1993 Daniel memutuskan untuk menikahinya. Setahun setelah ia menikah, Daniel kemudian keluar dari Aneka Pelumas dan bergabung dengan Mesran Motor pusat distributor Eva Lube, jenis olie yang terbaru kala itu.
Daniel diberikan tugas untuk mendistribusikan ke daerah Se-Sulawesi Selatan, Tengah, dan Tenggara menggunakan kanvas. Karena harganya yang sangat murah, banyak orang yang menjadi tertarik membeli dan menjadi pelanggan setia. Uang yang diperoleh dari hasil penjualan itu selalu bernilai jutaan. Dengan demikian, hidupnya tidak pernah berkekurangan.
Dua tahun kemudian iapun keluar dari Mesran Motor dan berusaha mandiri. Untuk membantu kegiatannya ia membeli sebuah mobil kanvas. Meskipun Daniel menemui banyak tantangan, namun Tuhan selalu campur tangan sehingga ia dapat melewati semua rintangan itu. (#)Egb-Sen


Jatuh Di Jurang

Pernikahannya dengan Livi ternyata tidak membuat perubahan dalam diri Daniel.. Ia masih sering berfoya-foya untuk memuaskan keinginannya sendiri. Tabiat buruknya ini menyebabkan rumah tangganya menjadi tidak harmonis. Mereka sering mengalami percekcokan hanya karena hal-hal sepele. Mengetahui kebiasaan buruk sang suaminya, Livi mengharuskan ‘wajib lapor’ kepadanya. Kemana saja Daniel pergi, ia harus memberitahukan keberadaanya. Keadaan ini membuatnya merasa terikat dan seolah-olah menjadi terpenjara. Namun hal ini hanya berlaku ketika ia berada di Makassar, setelah ia berada di daerah, suasananya lain, ia kembali dapat berbuat sekehendak hati.
Meskipun kedaan ini berhasil ia jalani, namun Livy, istrinya kembali menjadi curiga kepadanya. Karena itulah sehingga Livi kemudian memutuskan untuk ikut bepergian ke daerah bersamanya. Secara kebetulan anak-anaknya juga sedang liburan sekolah. Demikianlah mereka sekeluarga berangkat dengan Mobil kanvas yang dikemudikan sendiri. Untuk membantu dalam perjalanan mereka ditemani oleh sepupu Daniel bernama Rudy.
Sepanjang perjalanan dari satu kota ke kota lainnya, Livi selalu memperhatikan gelagat yang nyaris disembunyikan suaminya. Tiba di Kota Pare-Pare, mereka sempat beristirahat satu malam kemudian melanjutkan perjalanan ke Makale.
Tiba di Makale, mendadak mobil kanvasnya rusak, sehingga mereka kembali harus bermalam. Disaat itulah awal mereka mulai bersitegang menyangkut kebiasaan buruk suaminya. Hal ini yang kemudian mengacaukan pikiran Daniel hingga menyebabkan mereka mengalami kecelakaan.
Kejadiannya pukul 13.00 wita sekitar 30 Kilometer dari Toraja. Daniel masih teringat akan pertengkaran hebat dengan sang istri. Karena setengah melamun, ia tidak begitu memperhatikan sebuah bus yang melaju dari arah berlawanan. Sementara hujan turun dengan derasnya, Daniel baru menyadari kehadiran bus itu saat hendak berbelok di sebuah tikungan sempit. Diapun mencoba untuk menghindari dengan mengerem mobilnya, tapi.. brrukk.. kendaraan yang dikemudikannya ternyata menabrak longsoran. Akibatnya kendaraan itu terjatuh ke dalam jurang. Saat itu ia berpikir kalau mereka semua akan mati. Disaat bersamaan istrinya mengucapkan “Darah Yesus, tolonglah”, mujizatpun terjadi. Mobil yang tadinya terbalik beberapa kali tiba-tiba tersangkut pada sebuah pohon kecil.
Daniel yang sedari tadi pasrah, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia dengan sisa tenaga yang ada segera mengangkat anaknya satu persatu dan membawa mereka naik ke atas badan jalan. Demikian pula istri dan sepupunya juga berhasil keluar dengan selamat. “Saya pikir mobil itu terjatuh sekitar sepuluh meter saja, buktinya saya bisa mengangkat anak saya satu persatu dalam waktu singkat. Ternyata, setelah orang-orang kampung menarik mobil dari bawah jurang dengan menggunakan tali, jaraknya lima puluh meter. Mungkin karena panik, sehingga saya tidak merasakan jarak tempat jatuhnya mobil itu, “ ujarnya serius.
Walaupun barang dagangannya habis dijarah orang-orang yang sebagian berpura-pura menolongnya, tetapi ia bersyukur karena mereka sekeluarga bisa diantar ke Rumah Sakit terdekat di Tana Toraja. Hanya karena anugerah Tuhan mereka semua bisa selamat. Bahkan anaknya yang kedua bernama Pricilia mendapat perawatan dari lukanya yang cukup serius.
Akibat dari peristiwa itu, ia mengalami kerugian kurang lebih 60 juta. Hal ini membuat Daniel sempat merasa stress. Ia bingung bagaimana harus mencari biaya untuk mengganti semua kerugian itu. Namun setelah ia kembali menjalankan usahanya ternyata Tuhan masih menunjukkan kemurahan-Nya.
Kejadian yang menimpanya ternyata juga diketahui oleh setiap relasinya sehingga bersimpati padanya. Mereka bersedia menolong Daniel, karena mereka tahu hal itu merupakan sebuah musibah, bukan faktor kesengajaan. Puji Tuhan, berkat bantuan orang-orang tersebut, Daniel kemudian dapat menutupi kerugian yang dideritanya.
Hanya berselang beberapa waktu saja, Daniel kembali bangkit dari kebangkrutan dan karena penyertaan Tuhan, sedikit demi sedikit berkat kembali mengalir dalam kehidupannya. Begitupun  Tuhan memampukan untuk membayar kembali bantuan orang-orang yang pernah berbaik hati dengan meminjamkan modal kepadanya. Bahkan selebihnya, ia gunakan untuk membeli sebuah mobil baru.
Lepas dari masalah dan kesulitan itu tidak membuat Daniel jera. Ia masih saja belum berubah dari kebiasaan buruknya. Namun kali ini ia punya taktik tersendiri untuk mengelabui istrinya. Dengan sikap yang manis ia tunjukkan kepada istrinya. Tidak cukup dengan itu ia juga terkadang memberi uang sampai 5 juta rupiah hanya untuk menyenangkan hati Livi. Perubahan sikap dan karakter yang berubah 180 derajat ini ternyata membuat Livi percaya. Ia tidak sadar kalau Daniel telah  berhasil mengelabuinya. (#)Egb-Sen


Livi BR. Mamahit (Istri Daniel)                      

Ada Kuasa Dalam Nama-Nya
           
Saya begitu kaget menyadari mobil yang kami tumpangi sementara bergulingan jatuh ke dalam jurang. Suami saya spontan berteriak dan mengatakan kalau kami semua akan mati. Akan tetapi saya berkata ‘Tidak......’ saya tidak yakin. Jikalau memang Tuhan  memanggil kehadirat-Nya, bukan disitu tempatnya. Karena itu dengan yakin dan iman yang sungguh saya berkata “Darah Yesus,....tolonglah”. Ajaib..setelah mengucapkan perkataan tersebut, mendadak mobil itu tersangkut pada sebuah pohon sehingga mobil itupun tertahan di antara tebing tersebut.
Ternyata menurut orang-orang yang tinggal didaerah sekitar tempat kejadian (perbatasan Rantepao dan Palopo) rawan terjadi musibah kecelakaan. Malah menurut mereka tidak pernah ada yang selamat. Kejadian yang menimpa keluarga kami dimana kami semua bisa selamat adalah suatu mujizat.
Justru itu orang-orang yang menyaksikan peristiwa ini menjadi terheran-heran mendengar keterangan saya. Saat mereka bertanya mengenai korban jiwa yang jatuh, dengan sukacita penub ucapan syukur saya menjawab puji Tuhan semua selamat.
Mendengar jawaban saya mereka sulit percaya. Dengan kondisi mobil yang sudah hancur, kacanya berserakan di sana-sini, masih dapat membuat penumpangnya bertahan hidup. Hal itu adalah sesuatu kejadian yang mustahil. Namun disitulah kuasa Tuhan yang begitu dahsyat ketika orang berseru dalam nama-Nya. Saya tidak mungkin dapat hidup sampai sekarang dan menjadi saksi tentang perbuatan-Nya yang ajaib itu tanpa campur tangan dari Tuhan. Terpujilah Yesus sumber keselamatan kita. Amin. (#) Egb-San







Mobil Terbalik, Tapi Bisa Selamat

Tahun 2002 adalah merupakan masa yang paling suram bagi diri Daniel. Kerugian akibat musibah kecelakaan yang dialaminya membuat ia banyak menanggung utang. Untuk membayar semua itu Daniel harus bekerja lebih giat lagi. Namun sial baginya karena ketika ia sedang berusaha mengejar keuntungan yang lebih besar, musibah kembali menghampirinya.
Kejadiannya terjadi pada suatu kali saat ia bersama supirnya sedang berada tepatnya di daerah Toili, Kabupaten Banggai. Sebenarnya pada awal perjalanan mereka mulus-mulus saja. Namun beberapa saat kemudian supirnya kelihatan mulai mengantuk, meski demikian mereka berdua tetap melanjutkan perjalanan. Daniel tidak ingin jika hari itu tidak dapat mengejar omset penjualan yang sebelumnya sudah ditargetkan.
Tiba-tiba....Daniel tersentak, ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Ia merasa mobil miliknya seperti mau oleng. Ketika Daniel melihat ke arah sopirnya, ternyata setir yang dipegangnya benar-benar sedang tidak terkendali dengan baik. Daniel kemudian berteriak sehingga sopir itupun berusaha menginjak pedal rem untuk menghentikan mobil, tetapi terlambat karena kendaraan itu lebih dulu terbalik. “Saya sempat berpikir mungkin hidup saya sudah akan berakhir sampai disitu. Tidak mungkin bisa selamat lagi. Tetapi ternyata Tuhan menyatakan mujizatnya. Dengan bantuan penduduk sekitar, mereka dengan susah payah mengeluarkan kami berdua dari dalam mobil yang sudah terbalik”, kenang ayah dua anak ini.
Karena sudah pernah mengalami kejadian yang sama, Daniel lantas cepat-cepat menyelamatkan barang-barang miliknya. Ia tidak ingin kecolongan lagi. Beruntung ada kendaraan lain yang kebetulan lewat ditempat itu, maka iapun memuat barang bawaannya pindah ke mobil itu. Setelah ia sadar ternyata masih juga ada sebagian bawaannya berhasil dijarah oleh oknum yang berpura-pura membantu menyelamatkan barang-barang miliknya.
Akibat dari kecelakaan itu, ia menjadi terpuruk. Untuk menutupi utang dan kerugiannya saja Daniel harus merelakan menjual salah satu mobil miliknya. Dengan itupun tidak semua utang-utangnya terbayar. Masih sebagian besar belum bisa ditangani sementara usaha yang ia lakoni mengalami kemunduran.
Keadaan itu membuat banyak orang mencarinya. Mereka berpikir Daniel tidak akan sanggup lagi membayar hutang-hutangnya. Bahkan Daniel hampir-hampir dipenjara karena hal itu. Untuk mengatasi, Daniel berusaha menjelaskan keadaan yang sedang dialaminya sehingga mereka memaklumi dan memberikan kesempatan kepadanya untuk melunasi hutang-hutangnya.
Meski masalah utang ini bisa teratasi, namun Daniel belum bisa merasa tenang. Ternyata istrinya sudah tidak mempedulikannya. Bahkan anak-anaknya juga bersikap acuh tak acuh terhadap dirinya. akibatnya ia merasa sendirian dan hidupnya tidak berguna.
Suatu malam, karena merasa tidak tahan dengan penderitaannya, Daniel ingin mengakhiri hidupnya. Ia merasa putus asa sebab sudah terlalu banyak hutang yang dimilikinya. Kelelahan karena memikirkan beban hidup yang menghimpitnya, tanpa sadar iapun tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat sosok manusia memancarkan cahaya yang menyilaukan.
Sosok yang tidak lain dari Yesus sendiri itu, lantas menyuruh Daniel untuk melihat tulisan bertinta emas dihadapannya. Dia dapat melihat dengan jelas tulisan yang ada dihadapannya, mulai dari asal-usul masalah serta berbagai cara untuk mengatasinya. Setelah selesai membaca semua tulisan itu, iapun terbangun dan langsung menulis semua penjelasan itu.
Dari mimpi inilah, Daniel merasa dikuatkan lalu ia mencoba mendekatkan diri pada Tuhan. Lewat membaca Alkitab dan buku-buku rohani serta mendengar kaset, rohaninya mulai bertumbuh. Semenjak itu pula, ia merasa Tuhan Yesus sering menghampirinya. Saat ia sedang duduk ataupun berbaring di tempat tidur, disitu ia merasa Tuhan membisikkan sesuatu kepadanya.
Ketika beberapa hamba Tuhan mengetahui keterpurukan Daniel akibat kebangkrutan yang dialaminya, mereka menyarankan agar melupakan usahanya. Sebagai anak pendeta adalah lebih baik jika ia juga menjadi seorang hamba Tuhan. Sayangnya Daniel menolak, alasannya karena dengan usaha kanvas, tentu saja ia dapat menghasilkan uang banyak daripada menjadi pendeta yang belum tentu bisa hidup layak. Karena itu meskipun Tuhan menyatakan diri dalam kehidupannya, ia berkeyakinan sanggup mengatasi masalah.
Ia lantas mencoba merencanakan kembali strategi dalam membangun kehidupan selanjutnya. Mobil milik satu-satunya ia jual, lalu bergabung dan menjadi marketing freelance pada perusahaan Mitra Sulawesi. (#)Egb-San



Selamat Dari Penganiayaan

Menjadi marketing perusahaan Mitra Sulawesi ternyata juga tidak membawa keberuntungan bagi pria jago berkhotbah dan berdoa ini. Ternyata kemudian dalam menjalankan bisnisnya masih selalu menemui kerikil tajam bahkan kemalangan yang tak bisa dihindarinya.
Satu contoh pada tahun 2005 ketika ia sedang menuju ke daerah Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Saat mobilnya tiba di pertengahan kota, mobil kanvas yang sedang melaju menabrak salah satu dari tiga iring-iringan kendaraan aparat keamanan.
Sebenarnya sopir mobil kanvasnya mencoba menghindari kendaraan di depannya, namun karena salah perhitungan, kecelakaanpun tidak dapat terelakkan. Salah seorang petugas mengalami luka yang cukup parah, hancur pada bagian tangannya. Keadaan itu membuat rekan-rekannya berang. Mereka lalu memaksa Daniel dan sopirnya naik ke atas mobil truk aparat. Lalu diatas mobil, ia dan supirnya dihajar habis-habisan. Bahkan tubuh mereka berdua diinjak-injak tanpa henti. Semakin berteriak, mereka semakin keras mendapat tendangan. Sementara adegan kekerasan itu berlangsung, tiba-tiba Daniel mendengar ada bisikan ditelinganya. “Mengapa Engkau tidak mau melayani Aku?”, Saat itu Daniel menjawab ia akan melayani Dia setelah berhasil mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Lalu kembali ia dengar “Kamu tidak perlu takut, Saya akan menanggung semuanya untuk engkau. Saya yang akan menjadi pembelamu”, Pertanyaan yang sama itupun berlangsung sebanyak tiga kali,
Menyadari jawabannya yang salah, iapun berdoa meminta ampun kepada Tuhan.“Tuhan, saya mohon pertolonganmu. Jika memang Engkau berkenan menolong diri ini, maka saya akan menyerahkan segenap hidup kepada-Mu,” demikian ucapnya menirukan doanya waktu mengalami peristiwa itu. Ajaib..saat selesai mengucapkan doanya, Daniel menjadi kebal dari tendangan sepatu laras. 
Mereka yang sedari tadi seperti kerasukan setan menghajar dirinya menjadi keheranan. Mengapa Daniel tidak merasakan kesakitan walaupun tubuhnya telah penuh dengan luka dan darah? Salah seorang dari mereka mengusulkan agar tangan Daniel dan supirnya dipotong supaya mereka juga dapat merasakan apa yang dialami rekannya. Saat hendak melakukannya, tiba-tiba salah satu handphone milik aparat itu berbunyi. Ternyata pimpinan mereka menelepon dan menyuruh membawa keduanya ke rumah sakit. Perintah tersebut mau tidak mau harus dipatuhi. Demikianlah Daniel selamat dari niat jahat aparat tersebut.
Lepas dari masalah ini Daniel menjadi insyaf. Lalu ia berniat untuk melayani Tuhan. Sebagai bentuk komitmennya ia meninggalkan usaha kanvasnya. Meski banyak tawaran yang datang ingin membantunya menjalankan usaha kembali tetapi ia menolak. Dia sudah terlanjur dan mulai melibatkan diri dalam pelayanan. Bersama beberapa orang pendeta ia melayani dan mendoakan orang-orang sakit di rumah sakit. Dua bulan kemudian Daniel diminta untuk pertama kalinya berkhotbah pada ibadah dukacita dan penghiburan salah seorang pamannya yang telah meninggal.
Beberapa waktu kemudian ia ditawarkan untuk mengikuti sekolah Alkitab. Awalnya ia kebingungan karena tidak tahu harus memperoleh modal dari mana untuk biaya kuliah. Tapi ternyata, Tuhan memakai tantenya untuk membantunya mengatasi biaya itu. Setelah enam bulan mengikuti pendalaman Alkitab ia siap menjadi seorang hamba Tuhan. Dari situ, Tuhan memakainya untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Dari yang sakit mendapat kesembuhan dan jiwa-jiwa yang terbeban dipulihkan karena kuasa Tuhan menyertainya. (#)


Disadur dari Tabloid Kesaksian Syallom Edisi 53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar